Latest Updates

Organisasi Kehidupan

Organisasi Kehidupan

Biologi SMP Kelas 7 : Organisasi Kehidupan

Organisme yang ada dipermukaan bumi ini sangat beragam mulai dari organisme yang paling sederhana yaitu yang terdiri dari satu sel sampai organisme yang komplek yaitu terdiri dari banyak sel. Organisme yang terdiri dari satu sel disebut uniseluler, contohnya: Bakteri, Amoeba, Paramaecium, dan Euglene. Sedang organisme yang terdiri dari banyak sel disebut multiseluler, contoh organisme yang dapat dilihat dengan mata biasa.

Untuk materi biologi SMP kelas 7 tentang pembahasan organisasi kehidupan secara garis besar dapat dirangkum sebagai berikut :

    Makhluk hidup memiliki ciri-ciri meliputi : bergerak, peka terhadap rangsang, memerlukan makan, bernafas, tumbuh dan berkembang, berkembangbiak, adaptasi, regulasi dan ekskresi.
    Klasifikasi makhluk hidup bertujuan untuk mempermudah mengenal dan mempelajari makhluk hidup yang beranekaragam. Klasifikasi tersebut berdasarkan adanya persamaan dan perbedaan ciri-ciri makhluk hidup.
    Tingkatan dalam klasifikasi disebut takson yang terdiri dari : filum (division untuk tumbuhan), kelas, ordo, familia, genus dan species.
    Untuk mempermudah membuat tingkatan dalam klasifikasi dapat menggunakan kunci determinasi yang memuat uraian tentang ciri-ciri makhluk hidup.
    Makhluk hidup terdiri dari satu sel disebut dengan monoseluler dan bersel banyak disebut uniseluler.
    Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup.
    Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang sama bentuk dan fungsinya.
    Organ adalah kumpulan jaringan-jaringan yang sama bentuk dan fungsi.
    Sistem organ adalah kumpulan dari beberapa organ yang membentuk suatu sistem.
    Organisme adalah kumpulan dari berbagai sistem organ yng membentuk kehidupan.

Pengayaan :
Sel pertama kali ditemukan oleh Robert Hooke yaitu ringa kecil-kecil yang tidak ada isinya. Schleiden dan Schwann mengadakan pengamatan sel tumbuhan dan sel hewan yang ahkirnya menemukan teori sel. Robert Brown pengadakan pengamatan benda-benda yang ada di dalam sel yang kemudian menemukan inti sel. Felix Durjadin memperhatikan sel yang hidup dan menemukan cairan yang ada dalam sel yang disebut protoplasma.

Berkembang Biak ( Reproduksi )

Berkembang Biak ( Reproduksi )

Biologi SMP Kelas 7 – Berkembang Biak (Reproduksi)

Berkembang biak adalah menghasilkan keturunan. Kamu tentu tahu bahwa setiap makhluk hidup tidak dapat hidup selamanya. Untuk melestarikan jenisnya maka makhluk hidup memiliki kemampuan berkembang biak. Bekembang biak atau reproduksi merupakan salah satu ciri makhluk hidup

Makhluk hidup selalu berusaha untuk menjaga kelangsungan hidupnya, salah satu caranya adalah dengan berkembang biak atau reproduksi. Dalam proses perkembangbiakan, sifat anak akan mewarisi sifat induknya. Perkembangbiakan makhluk hidup dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara seksual (kawin atau generatif) dan secara aseksual (tak kawin atau vegetatif).

Bagaimana cara ayam berkembang biak?

Pernahkah kamu mengamati perkembangan telur pada saat pengeraman?

Setelah mengalami pengeraman selama kurang lebih 21 hari, telur akan retak, kemudian muncullah anak ayam dari dalamnya.

ayam berkembangbiak dengan bertelur
Perkembangbiakan secara generatif didahului dengan peleburan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina. Contoh perkembangbiakan secara seksual adalah unggas bertelur, mamalia melahirkan, dan tumbuhan menghasilkan biji. Perkembangbiakan secara aseksual tidak melalui peleburan dua jenis sel kelamin, misalnya Amoeba membelah diri, Hydra menghasilkan tunas, mencangkok, stek, umbi lapis, dan merunduk.

Adaptasi Ciri Makhluk Hidup

Adaptasi Ciri Makhluk Hidup

Biologi SMP Kelas 7 – Adaptasi Ciri Makhluk Hidup

Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Bagi makhluk hidup yang dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya, ia dapat hidup lebih lama dan individu sejenisnya (populasi) cenderung bertambah banyak. Tetapi bagi makhluk hidup yang tidak dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan akan punah.

Menurutmu, apakah yang harus dilakukan makhluk hidup agar dapat bertahan hidup di lingkungannya? Tahukah kamu bagaimana cara kaktus mempertahankan hidupnya di lingkungan gurun? Kaktus selalu melakukan adaptasi terhadap lingkungan agar tetap hidup.

Contoh adaptasi pada hewan adalah terdapat berbagai bentuk paruh dan kaki pada burung sesuai dengan jenis makanan dan tempat hidupnya. Contoh adaptasi pada tumbuhan adalah bentuk daun yang berbeda antara tumbuhan yang hidup di daerah lembap, berair, dan kering. Adaptasi juga dapat berbentuk tingkah laku, misalnya kerbau berkubang ketika udara panas. Cobalah kamu amati macam-macam bentuk adaptasipada hewan dan tumbuhan di lingkungan sekitarmu.

adaptasi kaktus
Terdapat tiga macam adaptasi, yaitu:

    Adaptasi morfologi, yaitu penyesuaian diri terhadap alat-alat tubuhnya. Contoh: burung elang mempunyai kuku yang tajam untuk menerkam mangsa. Bunga teratai mempunyai daun yang lebar untuk memperluas bidang penguapan.
    Adaptasi fisiologi, yaitu penyesuian diri terhadap lingkungan dengan fungsi alat-alat tubuh. Contoh : Manusia menambah jumlah sel darah merah bila berada di pegunungan. Kotoran unta kering , tetapi urinenya kental
    Adaptasi tingkah laku, yaitu penyesuaian diri terhadap lingkungan dengan tingkah lakunya. Contoh: Bunglon mengubah warna tubuhnya, ikan paus muncul ke permukan secara periodik.

Tumbuh dan Berkembang

Tumbuh dan Berkembang
Biologi SMP Kelas 7 – Tumbuh dan Berkembang
Lihatlah tubuhmu sekarang. Samakah tinggi dan berat badanmu sekarang dengan waktu kamu duduk di kelas 3 SD? Mengapa tubuhmu sekarang berbeda dengan saat kamu SD? Pertumbuhan merupakan proses pertambahan jumlah dan berat kering sel makhluk hidup, yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke keadaan semula). Pertumbuhan pada makhluk hidup bersel satu (uniseluler) ditunjukkan dengan bertambahnya volume dan ukuran sel. Pertumbuhan pada makhluk hidup bersel banyak (multi seluler) terjadi karena jumlah sel bertambah banyak dan ukuran sel bertambah besar. Sel dapat bertambah banyak karena sel mengalami proses pembelahan. Akibat dari pertumbuhan adalah bertambah tinggi dan berat badan seorang anak, dan bertambah panjangnya ukuran batang.

Apakah makhluk hiduphanya mengalami pertumbuhan? Selain mengalami pertumbuhan, makhluk hidup juga mengalami perkembangan. Perkembangan adalah proses menuju kedewasaan. Perkembangan merupakan perubahan/penyempurnaan struktur dan fungsi organ tubuh yang menyertai proses pertumbuhan, misalnya seorang anak usia 18 bulan dapat berjalan tanpa bantuan. Antara 2—3 tahun, anak telah dapat mengontrol keinginan kencing dan buang air besar. Pada usia 3 tahun anak telah dapat berbicara dengan kalimat sederhana, usia 5 tahun ke atas telah berkembang kemampuan berbicara, menulis, membaca, dan belajar bagaimana bergaul dengan orang lain.

Tumbuh merupakan perubahan ukuran tubuh akibat bertambahnya jumlah sel dan volume tubuh. Pertumbuhan bersifat ireversibel, artinya tidak dapat kembali ke bentuk semula. Misalnya dari tubuhmu yang bertambah tinggi dan tidak akan kembali menjadi pendek lagi. Sedangkan berkembang merupakan proses menuju kedewasaan yang bersifat kualitatif. Misalnya telur katak menetas menjadi berudu, lalu menjadi katak berekor, katak muda, dan akhirnya berkembang menjadi katak dewasa.

pertumbuhan katak metmorfosis katak
Pertumbuhan pada manusia dan hewan bersifat terbatas, artinya hanya tumbuh sampai usia tertentu dan sesudah itu pertumbuhannya akan berhenti. Sedangkan pertumbuhan pada tumbuhan umumnya tidak terbatas, artinya tumbuhan akan selalu tumbuh selama hidupnya.
Kata Kunci :

tumbuh dan berkembang,proses bertambah besar dan tidak dapat kembali ke semula disebut,tumbuh,berkembang,pengertian tumbuh dan berkembang,apa yang dimaksud dengan tumbuh,Perubahan yang bersifat pertumbuhan,pertumbuhan tidak kembali semula biologi,pertambahan ukuran tubuh yang tidak dapat kembali ke ukuran semula di sebut,perbedaan tumbuh dan berkembang

Biologi SMP

Biologi SMP
Biol0gi SMP yang dipaparkan di sini adalah materi-materi biologi SMP mulai dari biologi SMP kelas 7, biologi SMP kelas 8 dan biologi SMP kelas 9 yang dirangkum sedemikian rupa untuk memudahkan kita dalam belajar biologi SMP. Besar harapan kami postingan biologi SMP ini dapat menjadi salah satu artikel yang banyak diminati karena manfaat yang diberikan.
Biologi SMP – Biologi SMP Kelas 7
Berikut ini merupakan dari materi biologi SMP kelas 7 atau biologi SMP kelas 1 yang kami telah rangkum dari berbagai sumber, mungkin ini akan sedikit berbeda dengan apa yang ada di sekolah Anda masing-masing karena pengembangan silabus di setiap sekolah berbeda mengingat kebijksanaan yang diambil oleh tiap guru mata pelajaran di tiap sekolah berbeda terkhusus pada mata pelajaran biologi.
Kinerja Ilmiah
A. Kerja Ilmiah
B. Mikroskop
C. Keselamatan Kerja
Keanekaragaman Makhluk Hidup
A. Ciri–ciri Makhluk Hidup

    Tumbuh dan Berkembang
    Mengeluarkan Zat Sisa (Ekskresi)
    Berkembang Biak (Reproduksi)
    Bergerak Ciri Makhluk
    Adaptasi Ciri Makhluk Hidup
    Peka Terhadap Rangsangan (Iritabilitas)
    Memerlukan Makanan atau Nutrisi
    Bernafas Ciri Makhluk Hidup

B. Klasifikasi Makhluk Hidup

    Kindom Monera
    Kindom Protista
    Kindom Fungi
    Kindom Plantae
    Kindom Animalia

C. Sistem Organisasi Kehidupan

    Sel Organisasi Kehidupan
    Jaringan Organisasi Kehidupan
    Organ dan Sistem Organ

Saling Ketergantungan dalam Ekosistem
A. Komponen Ekosistem
B. Satuan–satuan Ekosistem
C. Hubungan Antar Kompenen Ekosistem
D. Keanekaragaman Makhluk Hidup dan Upaya Pelestariannya
E. Pengaruh Kepadatan Populasi Terhadap Lingkungan

F. Pengelolaan lingkunga

    Pengelolaan Pencemaran Tanah
    Pengelolaan Pencemaran udara
    Pengelolaan Pencemaran air

Biologi SMP
Biologi SMP – Biologi SMP Kelas 8

Berikut ini merupakan dari materi biologi SMP kelas 8 atau biologi SMP kelas 2 yang kami telah rangkum dari berbagai sumber, mungkin ini akan sedikit berbeda dengan apa yang ada di sekolah Anda masing-masing karena pengembangan silabus di setiap sekolah berbeda mengingat kebijksanaan yang diambil oleh tiap guru mata pelajaran di tiap sekolah berbeda terkhusus pada mata pelajaran biologi.

Pertumbuhan dan Perkembangan
A. Pertumbuhan dan Perkembangan
B. Tahapan Perkembangan Manusia
Sistem Gerak pada Manusia
A. Sistem Gerak
B. Tulang Penyusun Rangka Tubuh
C. Macam-Macam Tulang
D. Persendian
E. Otot
F. Gangguan pada Sistem Gerak
Sistem Pencernaan pada Manusia
A. Makanan dan Fungsinya
B. Organ-Organ Pencernaan
C. Gangguan pada Sistem Pencernaan
Sistem Pernapasan pada Manusia
A. Organ-Organ Pernapasan
B. Proses Pernapasan
C. Gangguan pada Sistem Pernapasan
Sistem Peredaran Darah pada Manusia
A. Darah
B. Alat Peredaran Darah
C. Gangguan pada Sistem Peredaran Darah
Sistem dalam Kehidupan Tumbuhan
A. Struktur Tumbuhan
B. Pengangkutan Air pada Tumbuhan
C. Cara Tumbuhan Memperoleh Energi
D. Macam-Macam Gerak pada Tumbuhan
E. Hama dan Penyakit pada Tumbuhan
Bahan Kimia dalam Kehidupan
A. Bahan Kimia yang Ada di Rumah
B. Zat Aditif dalam Bahan Makanan
C. Zat Adiktif dan Psikotropika
Biologi SMP – Biologi SMP Kelas 9
Berikut ini merupakan dari materi biologi SMP kelas 9 atau biologi SMP kelas 2 yang kami telah rangkum dari berbagai sumber, mungkin ini akan sedikit berbeda dengan apa yang ada di sekolah Anda masing-masing karena pengembangan silabus di setiap sekolah berbeda mengingat kebijksanaan yang diambil oleh tiap guru mata pelajaran di tiap sekolah berbeda terkhusus pada mata pelajaran biologi
Sistem Ekskresi pada Manusia
A.Ginjal
B. Kulit
C. Paru-paru
D. Hati
E. Kelainan dan Penyakit pada Sistem Ekskresi
Sistem Reproduksi pada Manusia
A. Organ-organ Penyusun Sistem Reproduksi Manusia
B. Penyakit pada Sistem Reproduksi Manusia
Sistem Koordinasi dan Alat Indra pada Manusia
A. Sistem Saraf
B. Sistem Indra
C. Kelainan dan Penyakit pada Sistem Indra
Kelangsungan Hidup Organisme
A. Adaptasi
B. Seleksi Alam
C. Perkembangbiakan
Pewarisan Sifat
A. Kromosom dan Gen
B. Istilah-istilah dalam Genetika
C. Hukum Penurunan Sifat Mendel
D. Cara Mencari Jumlah dan Macam Game
E. Penurunan Sifat pada Manusia
Bioteknologi
A. Penerapan Bioteknologi Sederhana
B. Dampak Negatif Penggunaan Bioteknologi
C. Usaha Mengatasi Dampak Penerapan Bioteknologi

Pendidikan Karakter di SMP

Pendidikan Karakter di SMP
Indonesia memerlukan sumberdaya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumberdaya manusia tersebut, pendidikan memiliki peran yang sangat penting. Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa pendidikan di setiap jenjang, termasuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) harus diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut. Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat. Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat (Ali Ibrahim Akbar, 2000), ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen oleh hard skill dan sisanya 80 persen oleh soft skill. Bahkan orang-orang tersukses di dunia bisa berhasil dikarenakan lebih banyak didukung kemampuan soft skill daripada hard skill. Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan karakter peserta didik sangat penting untuk ditingkatkan.

Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.

Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil.  Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah.

Terlepas dari berbagai kekurangan dalam praktik pendidikan di Indonesia, apabila dilihat dari standar nasional pendidikan yang menjadi acuan pengembangan kurikulum (KTSP), dan implementasi pembelajaran dan penilaian di sekolah, tujuan pendidikan di SMP sebenarnya dapat dicapai dengan baik. Pembinaan karakter juga termasuk dalam materi yang harus diajarkan dan dikuasai serta direalisasikan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahannya, pendidikan karakter di sekolah selama ini baru menyentuh pada tingkatan pengenalan norma atau nilai-nilai, dan belum pada tingkatan internalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai upaya untuk meningkatkan kesesuaian dan mutu pendidikan karakter, Kementerian Pendidikan Nasional mengembangkan grand design pendidikan karakter untuk setiap jalur,  jenjang, dan jenis satuan pendidikan. Grand design menjadi rujukan konseptual dan operasional pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian pada setiap jalur dan jenjang pendidikan.  Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan sosial-kultural tersebut dikelompokan dalam: Olah Hati (Spiritual and emotional development), Olah Pikir (intellectual development), Olah Raga dan Kinestetik  (Physical and kinestetic development), dan Olah Rasa dan Karsa (Affective and Creativity development). Pengembangan dan implementasi pendidikan karakter perlu dilakukan dengan mengacu pada grand design tersebut.

Menurut UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 13 Ayat 1 menyebutkan bahwa Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Pendidikan informal sesungguhnya memiliki peran dan kontribusi yang sangat besar dalam keberhasilan pendidikan. Peserta didik mengikuti pendidikan di sekolah hanya sekitar 7 jam per hari, atau kurang dari 30%. Selebihnya (70%), peserta didik berada dalam keluarga dan lingkungan sekitarnya. Jika dilihat dari aspek kuantitas waktu, pendidikan di sekolah berkontribusi hanya sebesar 30% terhadap hasil pendidikan peserta didik.

Selama ini, pendidikan informal terutama dalam lingkungan keluarga belum memberikan kontribusi berarti dalam mendukung pencapaian kompetensi dan pembentukan karakter peserta didik. Kesibukan dan aktivitas kerja orang tua yang relatif  tinggi, kurangnya pemahaman orang tua dalam mendidik anak di lingkungan keluarga, pengaruh pergaulan di lingkungan sekitar, dan pengaruh media elektronik ditengarai bisa berpengaruh negatif terhadap perkembangan dan pencapaian hasil belajar peserta didik. Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah melalui pendidikan karakter terpadu, yaitu memadukan dan mengoptimalkan kegiatan pendidikan informal lingkungan keluarga dengan pendidikan formal di sekolah. Dalam hal ini, waktu belajar peserta didik di sekolah perlu dioptimalkan agar peningkatan mutu hasil belajar dapat dicapai, terutama dalam pembentukan karakter peserta didik .

    Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan peserta didik sehari-hari di masyarakat.

    Kegiatan ekstra kurikuler yang selama ini diselenggarakan sekolah merupakan salah satu media yang potensial untuk pembinaan karakter dan peningkatan mutu akademik peserta didik. Kegiatan Ekstra Kurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah. Melalui kegiatan ekstra kurikuler diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial, serta potensi dan prestasi peserta didik.

    Pendidikan karakter di sekolah juga sangat terkait dengan manajemen atau pengelolaan sekolah. Pengelolaan yang dimaksud adalah bagaimana pendidikan karakter direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan dalam kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah secara memadai. Pengelolaan tersebut antara lain meliputi, nilai-nilai yang perlu ditanamkan, muatan kurikulum, pembelajaran, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, dan komponen terkait lainnya.Dengan demikian, manajemen sekolah merupakan salah satu media yang efektif dalam pendidikan karakter di sekolah.

Menurut Mochtar Buchori (2007), pendidikan karakter seharusnya membawa peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata. Permasalahan pendidikan karakter yang selama ini ada di SMP perlu segera dikaji, dan dicari altenatif-alternatif solusinya, serta perlu dikembangkannya secara lebih operasional sehingga mudah diimplementasikan di sekolah.

Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik SMP mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.

Pendidikan  karakter pada tingkatan institusi mengarah pada pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut di mata masyarakat luas.

Sasaran pendidikan karakter adalah seluruh Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Indonesia negeri maupun swasta.  Semua warga sekolah, meliputi para peserta didik, guru, karyawan administrasi, dan pimpinan sekolah menjadi sasaran program ini. Sekolah-sekolah yang selama ini telah berhasil melaksanakan pendidikan karakter dengan baik dijadikan sebagai best practices, yang menjadi contoh untuk disebarluaskan ke sekolah-sekolah lainnya.

Melalui program ini diharapkan lulusan SMP memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkarakter mulia, kompetensi akademik yang utuh dan terpadu, sekaligus memiliki kepribadian yang baik sesuai norma-norma dan budaya Indonesia. Pada tataran yang lebih luas, pendidikan karakter nantinya diharapkan menjadi budaya sekolah.

Keberhasilan program pendidikan karakter dapat diketahui melalui pencapaian indikator oleh peserta didik sebagaimana tercantum dalam Standar Kompetensi Lulusan SMP, yang antara lain meliputi sebagai berikut:

    Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja;
    Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri;
    Menunjukkan sikap percaya diri;
    Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas;
    Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional;
    Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif;
    Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif;
    Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya;
    Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari;
    Mendeskripsikan gejala alam dan sosial;
    Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab;
    Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam negara kesatuan Republik Indonesia;
    Menghargai karya seni dan budaya nasional;
    Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya;
    Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang dengan baik;
    Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun;
    Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat; Menghargai adanya perbedaan pendapat;
    Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana;
    Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana;
    Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan menengah;
    Memiliki jiwa kewirausahaan.

Pada tataran sekolah, kriteria pencapaian pendidikan  karakter adalah terbentuknya budaya sekolah, yaitu perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah harus berlandaskan nilai-nilai tersebut.

Pendidikan Sekolah Menengah Pertama ( SMP )

Pendidikan Sekolah Menengah Pertama ( SMP )
Pendidikan berkualitas berdasarkan. 5 pilar pendidikan yaitu ;

1. ketersediaan pelayanan pendidikan
2. keterjangkauan pelayanan pendidikan
3. kualitas dan relevansi pendidikan
4. Kesetaraan kualitas pendidikan
5. kepastian pelayanan pendidikan

Harus diarahkan menjadi satu kesatuan kebijakan yang efektif
Kajian teori
Landasan filosofis

Membangun Karakteristik dan kepribadian dasar yang kuat. Pendidikan membekali kemampuan yang berguna bagi kehidupan di sekitarnya. Keseimbangan, kesatuan organis, cita – cita manusia, universal, dinamis harmonis, tujuan hidup manusia.

Aliran filsafat

Progresivisme – pragmatism

Essensialisme—- idealism dan realism

Perenialisme—- idealism

Landasan psikologis

Perkembangan remaja  umur 12- 20 tahun, proses yang harus di jalankan dengan baik

Bila seseorang gagal melewati tugas perkembangan pada usia yang sebenarnya (sesuai dengan usia kalender-nya), maka pada tahap perkembangan berikutnya akan terjadi suatu masalah pada diri anak tersebut

Tugas- tugas dan perkembangan psikologi remaja

    Remaja dapat menerima keadaan fisiknya dan dapat memanfaatkannya secara baik, sebagian besar remaja tidak bisa menerima keadaan fisiknya hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya remaja yang mencari idola seperti bintang film atau panutannya dalam ber penampilannya. Ketidakpuasan dalam berpenampilan dapat menyebabkan rasa tidak percaya diri ani (contoh di makalah) diajak ke pesta dansa tidak mau akhirnya ani tidak mau bergaul dan tidak ada teman
    Remaja dapat memperoleh kebebasan beremosional dari orang tuanya. Usaha remaja untuk memperoleh kebebasan emosional ini sering kali menjadi suatu pertentangan yang disebut pemberontakan terhadap keinginan orang tua. Jika tugas remaja dalam usaha memperoleh kebebasan sering terjadi pertentangan dan tidak bisa diselesaikan di rumah. maka remaja akan mencari jalan keluar dgn mencari ketenangan di luar rumah tersebut  akan lebih percaya terhadap teman – teman sepenanggungannya. Dan hal ini yang patut di waspadai

    Remaja mampu bergaul dengan matang dengan kedua jenis kelamin

    Mengetahui dan menerimakemampuan sendiri

    Memperkuat Penguasaan diri atas dasar skala nilai, norma

Mengambil keputusan, berencana, bisa membedakan abstrak dan konkrit,

Dari segi prilaku

Berkembang di lingkunagn positif maka

Cenderung adukasi (ketepatan), kasih saying, peduli, comfortable, adaptable

Berkembang dilingkunagn negative maka

Keras kepala, pemarah, tidak percaya diri, obat-obatan terlarang

    Perkembangan kognitif remaja

cenderung

    Perkembangan emosi remaja
    Perkembangan sosiologis remaja
    Perkembangan moral remaja
    Perkembangan kepribadian remaja
        a.      Pertumbuhan fisik semakin dewasa, membawa konsekuensi untuk berperilaku dewasa pula
        b.      Kematangan seksual berimplikasi kepada dorongan dan emosi-emosi baru
        c.       Munculnya kesadaran terhadap diri dan mengevaluasi kembali obsesi dan cita-citanya
        d.      Kebutuhan interaksi dan persahabatan lebih luas dengan teman sejenis dan lawan jenis
        e.       Munculnya konflik-konflik sebagai akibat masa transisi dari masa anak menuju dewasa. Remaja akhir sudah mulai dapat memahami, mengarahkan, mengembangkan, dan memelihara identitas diri.


1.      Landasan sosiologis

Pendidikan berlangsung dalam pergaulan antara pendidik dengan anak didik.Dapatnya anak didik bergaul karena baik pendidik maupun anak didik adalah merupakan makhluk sosial, yaitu makhluk yang selalu saling berinteraksi, saling tolong menolong, saling ingin maju, ingin berkumpul, ingin menyesuaikan diri, hidup dalam kebersamaan dan lain sebagainya

    a.      Sifat ketergantungan manusia dengan manusia lainnya
    b.      Sifat adaptability dan intelegensi
    dengan baik dan menghasilkan kebudayaan-kebudayaan yang bernilai serta peradaban tinggi melalui pendidikan Dengan demikian, manusia sebagai makhluk sosial, menjadikan sosiologi sebagai landasan bagi proses dan pelaksanaan pendidikan, karena memang karakteristik dasar manusia sebagai makhluk sosial akan berkembang. Landasan sosiologis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan dan karakteristik masyarakat.

Sosiologis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan masyaarakat, dan karakteristik masyarakat, karakteristik masyarakat karakteristik masyarakat karakteristik masyarakat

landasan sosiologis pendidikan adalah acuan atau asumsi dalam penerapan pendidikan yang bertolak pada interaksi antar individu sebagai mahluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat.

Interaksi tenaga pendidik dengan peserta didik

Pendidikan adalah suatu upaya sadar untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal.Untuk mencapai pendidikan yang sesuai dengan sesuai fungsi utama pendidikan yang diamanatkan dalam UU Sisdiknas, “mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”.



Pendidikan adalah suatu upaya sadar untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal.Untuk mencapai pendidikan yang sesuai dengan sesuai fungsi utama pendidikan yang diamanatkan dalam UU Sisdiknas, “mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”

Mengembangkan potensi dan membentuk watak peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa

Satu aspeknya yaitu kebenaran teori arsitektur pada metode filosofi yang dikenal dengan nama phenomenology, yaitu bahwa ancaman philosophical ini berdasarkan pada kebiasaan postmodern melalui tempat, pandangan dan pembuatan yang kadangkala terlihat berlebihan dan tak dapat dipertanyakan. Teoriterbaru telah menunjukkna spekulasi dari filosofi dengan membuat masalah pada interaksi tubuh dengan lingkungannya. Visual dan sensasi oural merupakan bagian penting dalam arsitektur penerimaan.

Landasan pedagogis upaya sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal

Landasa pedagogis usaha sadar dan terencana umtuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal dan seperti yang di amanatkan UU sisdikas” yaitu Mengembangkan kemampuan dan membentk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa

Landasan pedagogis juga Bersadarkan UU SISDIKNAS yaitu Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka encerdaskan kehidupan bangsa upaya

INPRES NO 1 POINT 1

Wajib belajar pendidikan dasar adalah suatu gerakan nasional yang diselenggarakan di

seluruh Indonesia bagi warga negara Indonesia yang berusia 7 sampai dengan 15

tahun untuk mengikuti pendidikan dasar atau pendidikan yang setara sampai tamat.

Pendidikan wajar (wajib belajar) berumu 7 – 15 tahun (9 tahun)

Pilar Per­tama Keterse­di­aan adalah terkait keterse­di­aan layanan pen­didikan yang memadai sesuai den­gan stan­dar, baik dalam kuriku­lum, sesum­ber, metode, strategi, dll.
Pilar Kedua adalah Keter­jangkauan. Pilar ini meni­tik­ber­atkan kepada prin­sip pemenuhan hak untuk mem­per­oleh pen­didikan bagi semua warga negara tanpa terke­cuali. Untuk men­dukung keter­jangkauan ini perlu didukung den­gan peman­faatan berba­gai media dan teknologi.
Pilar Ketiga adalah Mutu. Pen­ingkatan mutu pen­didikan kini harus men­jadikan per­ha­t­ian utama, bukan saja dari out­put dan out­come tetapi menyangkut input dan proses pen­didikan.

Pilar Keem­pat Pen­jam­i­nan Mutu Pen­didikan. Jam­i­nan mutu pen­didikan harus lebih banyak dilakukan den­gan berba­gai studi dan eval­u­asi ten­tang faktor-faktor mem­pen­garuhi pen­ingkatan mutu pen­didikan.

Pilar Kelima adalah kese­taraan. Pen­didikan harus men­jangkau semua level masyarakat den­gan tidak ada pem­be­daan. Indone­sia adalah negara besar den­gan berba­gai ker­aga­man, pen­didikan harus mempu melayani semua war­ganya den­gan setara dan tidak membeda-bedakan adanya ker­aga­man terse­but.
Dalam kesem­patan ini Kepala Pusat juga menekankan bahwa PPPPTK Matem­atika seba­gai salah satu Unit Departe­men Pen­didikan Nasional ditun­tut untuk men­dukung dan men­su­keskan kebi­jakan pemer­in­tah dalam men­ca­pai tujuan pen­didikan terse­but khusus­nya di bidang pen­didikan matem­atika di Indonesia.

Landasan pedagogis

Landasan yuridis smp

Masalah smp Permen 39 tahun 2009 tidak mencantumkan perhargaan mengajar per minggu untuk guru Bina dan guru Pamong pada SMP Terbuka