Pendidikan berkualitas berdasarkan. 5 pilar pendidikan yaitu ;
1. ketersediaan pelayanan pendidikan
2. keterjangkauan pelayanan pendidikan
3. kualitas dan relevansi pendidikan
4. Kesetaraan kualitas pendidikan
5. kepastian pelayanan pendidikan
Harus diarahkan menjadi satu kesatuan kebijakan yang efektif
Kajian teori
Landasan filosofis
Membangun Karakteristik dan kepribadian dasar yang kuat. Pendidikan membekali kemampuan yang berguna bagi kehidupan di sekitarnya. Keseimbangan, kesatuan organis, cita – cita manusia, universal, dinamis harmonis, tujuan hidup manusia.
Aliran filsafat
Progresivisme – pragmatism
Essensialisme—- idealism dan realism
Perenialisme—- idealism
Landasan psikologis
Perkembangan remaja umur 12- 20 tahun, proses yang harus di jalankan dengan baik
Bila seseorang gagal melewati tugas perkembangan pada usia yang sebenarnya (sesuai dengan usia kalender-nya), maka pada tahap perkembangan berikutnya akan terjadi suatu masalah pada diri anak tersebut
Tugas- tugas dan perkembangan psikologi remaja
Remaja dapat menerima keadaan fisiknya dan dapat memanfaatkannya secara baik, sebagian besar remaja tidak bisa menerima keadaan fisiknya hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya remaja yang mencari idola seperti bintang film atau panutannya dalam ber penampilannya. Ketidakpuasan dalam berpenampilan dapat menyebabkan rasa tidak percaya diri ani (contoh di makalah) diajak ke pesta dansa tidak mau akhirnya ani tidak mau bergaul dan tidak ada teman
Remaja dapat memperoleh kebebasan beremosional dari orang tuanya. Usaha remaja untuk memperoleh kebebasan emosional ini sering kali menjadi suatu pertentangan yang disebut pemberontakan terhadap keinginan orang tua. Jika tugas remaja dalam usaha memperoleh kebebasan sering terjadi pertentangan dan tidak bisa diselesaikan di rumah. maka remaja akan mencari jalan keluar dgn mencari ketenangan di luar rumah tersebut akan lebih percaya terhadap teman – teman sepenanggungannya. Dan hal ini yang patut di waspadai
Remaja mampu bergaul dengan matang dengan kedua jenis kelamin
Mengetahui dan menerimakemampuan sendiri
Memperkuat Penguasaan diri atas dasar skala nilai, norma
Mengambil keputusan, berencana, bisa membedakan abstrak dan konkrit,
Dari segi prilaku
Berkembang di lingkunagn positif maka
Cenderung adukasi (ketepatan), kasih saying, peduli, comfortable, adaptable
Berkembang dilingkunagn negative maka
Keras kepala, pemarah, tidak percaya diri, obat-obatan terlarang
Perkembangan kognitif remaja
cenderung
Perkembangan emosi remaja
Perkembangan sosiologis remaja
Perkembangan moral remaja
Perkembangan kepribadian remaja
a. Pertumbuhan fisik semakin dewasa, membawa konsekuensi untuk berperilaku dewasa pula
b. Kematangan seksual berimplikasi kepada dorongan dan emosi-emosi baru
c. Munculnya kesadaran terhadap diri dan mengevaluasi kembali obsesi dan cita-citanya
d. Kebutuhan interaksi dan persahabatan lebih luas dengan teman sejenis dan lawan jenis
e. Munculnya konflik-konflik sebagai akibat masa transisi dari masa anak menuju dewasa. Remaja akhir sudah mulai dapat memahami, mengarahkan, mengembangkan, dan memelihara identitas diri.
1. Landasan sosiologis
Pendidikan berlangsung dalam pergaulan antara pendidik dengan anak didik.Dapatnya anak didik bergaul karena baik pendidik maupun anak didik adalah merupakan makhluk sosial, yaitu makhluk yang selalu saling berinteraksi, saling tolong menolong, saling ingin maju, ingin berkumpul, ingin menyesuaikan diri, hidup dalam kebersamaan dan lain sebagainya
a. Sifat ketergantungan manusia dengan manusia lainnya
b. Sifat adaptability dan intelegensi
dengan baik dan menghasilkan kebudayaan-kebudayaan yang bernilai serta peradaban tinggi melalui pendidikan Dengan demikian, manusia sebagai makhluk sosial, menjadikan sosiologi sebagai landasan bagi proses dan pelaksanaan pendidikan, karena memang karakteristik dasar manusia sebagai makhluk sosial akan berkembang. Landasan sosiologis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan dan karakteristik masyarakat.
Sosiologis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan masyaarakat, dan karakteristik masyarakat, karakteristik masyarakat karakteristik masyarakat karakteristik masyarakat
landasan sosiologis pendidikan adalah acuan atau asumsi dalam penerapan pendidikan yang bertolak pada interaksi antar individu sebagai mahluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
Interaksi tenaga pendidik dengan peserta didik
Pendidikan adalah suatu upaya sadar untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal.Untuk mencapai pendidikan yang sesuai dengan sesuai fungsi utama pendidikan yang diamanatkan dalam UU Sisdiknas, “mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”.
Pendidikan adalah suatu upaya sadar untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal.Untuk mencapai pendidikan yang sesuai dengan sesuai fungsi utama pendidikan yang diamanatkan dalam UU Sisdiknas, “mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”
Mengembangkan potensi dan membentuk watak peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
Satu aspeknya yaitu kebenaran teori arsitektur pada metode filosofi yang dikenal dengan nama phenomenology, yaitu bahwa ancaman philosophical ini berdasarkan pada kebiasaan postmodern melalui tempat, pandangan dan pembuatan yang kadangkala terlihat berlebihan dan tak dapat dipertanyakan. Teoriterbaru telah menunjukkna spekulasi dari filosofi dengan membuat masalah pada interaksi tubuh dengan lingkungannya. Visual dan sensasi oural merupakan bagian penting dalam arsitektur penerimaan.
Landasan pedagogis upaya sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal
Landasa pedagogis usaha sadar dan terencana umtuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal dan seperti yang di amanatkan UU sisdikas” yaitu Mengembangkan kemampuan dan membentk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
Landasan pedagogis juga Bersadarkan UU SISDIKNAS yaitu Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka encerdaskan kehidupan bangsa upaya
INPRES NO 1 POINT 1
Wajib belajar pendidikan dasar adalah suatu gerakan nasional yang diselenggarakan di
seluruh Indonesia bagi warga negara Indonesia yang berusia 7 sampai dengan 15
tahun untuk mengikuti pendidikan dasar atau pendidikan yang setara sampai tamat.
Pendidikan wajar (wajib belajar) berumu 7 – 15 tahun (9 tahun)
Pilar Pertama Ketersediaan adalah terkait ketersediaan layanan pendidikan yang memadai sesuai dengan standar, baik dalam kurikulum, sesumber, metode, strategi, dll.
Pilar Kedua adalah Keterjangkauan. Pilar ini menitikberatkan kepada prinsip pemenuhan hak untuk memperoleh pendidikan bagi semua warga negara tanpa terkecuali. Untuk mendukung keterjangkauan ini perlu didukung dengan pemanfaatan berbagai media dan teknologi.
Pilar Ketiga adalah Mutu. Peningkatan mutu pendidikan kini harus menjadikan perhatian utama, bukan saja dari output dan outcome tetapi menyangkut input dan proses pendidikan.
Pilar Keempat Penjaminan Mutu Pendidikan. Jaminan mutu pendidikan harus lebih banyak dilakukan dengan berbagai studi dan evaluasi tentang faktor-faktor mempengaruhi peningkatan mutu pendidikan.
Pilar Kelima adalah kesetaraan. Pendidikan harus menjangkau semua level masyarakat dengan tidak ada pembedaan. Indonesia adalah negara besar dengan berbagai keragaman, pendidikan harus mempu melayani semua warganya dengan setara dan tidak membeda-bedakan adanya keragaman tersebut.
Dalam kesempatan ini Kepala Pusat juga menekankan bahwa PPPPTK Matematika sebagai salah satu Unit Departemen Pendidikan Nasional dituntut untuk mendukung dan mensukeskan kebijakan pemerintah dalam mencapai tujuan pendidikan tersebut khususnya di bidang pendidikan matematika di Indonesia.
Landasan pedagogis
Landasan yuridis smp
Masalah smp Permen 39 tahun 2009 tidak mencantumkan perhargaan mengajar per minggu untuk guru Bina dan guru Pamong pada SMP Terbuka
1. ketersediaan pelayanan pendidikan
2. keterjangkauan pelayanan pendidikan
3. kualitas dan relevansi pendidikan
4. Kesetaraan kualitas pendidikan
5. kepastian pelayanan pendidikan
Harus diarahkan menjadi satu kesatuan kebijakan yang efektif
Kajian teori
Landasan filosofis
Membangun Karakteristik dan kepribadian dasar yang kuat. Pendidikan membekali kemampuan yang berguna bagi kehidupan di sekitarnya. Keseimbangan, kesatuan organis, cita – cita manusia, universal, dinamis harmonis, tujuan hidup manusia.
Aliran filsafat
Progresivisme – pragmatism
Essensialisme—- idealism dan realism
Perenialisme—- idealism
Landasan psikologis
Perkembangan remaja umur 12- 20 tahun, proses yang harus di jalankan dengan baik
Bila seseorang gagal melewati tugas perkembangan pada usia yang sebenarnya (sesuai dengan usia kalender-nya), maka pada tahap perkembangan berikutnya akan terjadi suatu masalah pada diri anak tersebut
Tugas- tugas dan perkembangan psikologi remaja
Remaja dapat menerima keadaan fisiknya dan dapat memanfaatkannya secara baik, sebagian besar remaja tidak bisa menerima keadaan fisiknya hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya remaja yang mencari idola seperti bintang film atau panutannya dalam ber penampilannya. Ketidakpuasan dalam berpenampilan dapat menyebabkan rasa tidak percaya diri ani (contoh di makalah) diajak ke pesta dansa tidak mau akhirnya ani tidak mau bergaul dan tidak ada teman
Remaja dapat memperoleh kebebasan beremosional dari orang tuanya. Usaha remaja untuk memperoleh kebebasan emosional ini sering kali menjadi suatu pertentangan yang disebut pemberontakan terhadap keinginan orang tua. Jika tugas remaja dalam usaha memperoleh kebebasan sering terjadi pertentangan dan tidak bisa diselesaikan di rumah. maka remaja akan mencari jalan keluar dgn mencari ketenangan di luar rumah tersebut akan lebih percaya terhadap teman – teman sepenanggungannya. Dan hal ini yang patut di waspadai
Remaja mampu bergaul dengan matang dengan kedua jenis kelamin
Mengetahui dan menerimakemampuan sendiri
Memperkuat Penguasaan diri atas dasar skala nilai, norma
Mengambil keputusan, berencana, bisa membedakan abstrak dan konkrit,
Dari segi prilaku
Berkembang di lingkunagn positif maka
Cenderung adukasi (ketepatan), kasih saying, peduli, comfortable, adaptable
Berkembang dilingkunagn negative maka
Keras kepala, pemarah, tidak percaya diri, obat-obatan terlarang
Perkembangan kognitif remaja
cenderung
Perkembangan emosi remaja
Perkembangan sosiologis remaja
Perkembangan moral remaja
Perkembangan kepribadian remaja
a. Pertumbuhan fisik semakin dewasa, membawa konsekuensi untuk berperilaku dewasa pula
b. Kematangan seksual berimplikasi kepada dorongan dan emosi-emosi baru
c. Munculnya kesadaran terhadap diri dan mengevaluasi kembali obsesi dan cita-citanya
d. Kebutuhan interaksi dan persahabatan lebih luas dengan teman sejenis dan lawan jenis
e. Munculnya konflik-konflik sebagai akibat masa transisi dari masa anak menuju dewasa. Remaja akhir sudah mulai dapat memahami, mengarahkan, mengembangkan, dan memelihara identitas diri.
1. Landasan sosiologis
Pendidikan berlangsung dalam pergaulan antara pendidik dengan anak didik.Dapatnya anak didik bergaul karena baik pendidik maupun anak didik adalah merupakan makhluk sosial, yaitu makhluk yang selalu saling berinteraksi, saling tolong menolong, saling ingin maju, ingin berkumpul, ingin menyesuaikan diri, hidup dalam kebersamaan dan lain sebagainya
a. Sifat ketergantungan manusia dengan manusia lainnya
b. Sifat adaptability dan intelegensi
dengan baik dan menghasilkan kebudayaan-kebudayaan yang bernilai serta peradaban tinggi melalui pendidikan Dengan demikian, manusia sebagai makhluk sosial, menjadikan sosiologi sebagai landasan bagi proses dan pelaksanaan pendidikan, karena memang karakteristik dasar manusia sebagai makhluk sosial akan berkembang. Landasan sosiologis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan dan karakteristik masyarakat.
Sosiologis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan masyaarakat, dan karakteristik masyarakat, karakteristik masyarakat karakteristik masyarakat karakteristik masyarakat
landasan sosiologis pendidikan adalah acuan atau asumsi dalam penerapan pendidikan yang bertolak pada interaksi antar individu sebagai mahluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
Interaksi tenaga pendidik dengan peserta didik
Pendidikan adalah suatu upaya sadar untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal.Untuk mencapai pendidikan yang sesuai dengan sesuai fungsi utama pendidikan yang diamanatkan dalam UU Sisdiknas, “mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”.
Pendidikan adalah suatu upaya sadar untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal.Untuk mencapai pendidikan yang sesuai dengan sesuai fungsi utama pendidikan yang diamanatkan dalam UU Sisdiknas, “mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”
Mengembangkan potensi dan membentuk watak peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
Satu aspeknya yaitu kebenaran teori arsitektur pada metode filosofi yang dikenal dengan nama phenomenology, yaitu bahwa ancaman philosophical ini berdasarkan pada kebiasaan postmodern melalui tempat, pandangan dan pembuatan yang kadangkala terlihat berlebihan dan tak dapat dipertanyakan. Teoriterbaru telah menunjukkna spekulasi dari filosofi dengan membuat masalah pada interaksi tubuh dengan lingkungannya. Visual dan sensasi oural merupakan bagian penting dalam arsitektur penerimaan.
Landasan pedagogis upaya sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal
Landasa pedagogis usaha sadar dan terencana umtuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal dan seperti yang di amanatkan UU sisdikas” yaitu Mengembangkan kemampuan dan membentk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
Landasan pedagogis juga Bersadarkan UU SISDIKNAS yaitu Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka encerdaskan kehidupan bangsa upaya
INPRES NO 1 POINT 1
Wajib belajar pendidikan dasar adalah suatu gerakan nasional yang diselenggarakan di
seluruh Indonesia bagi warga negara Indonesia yang berusia 7 sampai dengan 15
tahun untuk mengikuti pendidikan dasar atau pendidikan yang setara sampai tamat.
Pendidikan wajar (wajib belajar) berumu 7 – 15 tahun (9 tahun)
Pilar Pertama Ketersediaan adalah terkait ketersediaan layanan pendidikan yang memadai sesuai dengan standar, baik dalam kurikulum, sesumber, metode, strategi, dll.
Pilar Kedua adalah Keterjangkauan. Pilar ini menitikberatkan kepada prinsip pemenuhan hak untuk memperoleh pendidikan bagi semua warga negara tanpa terkecuali. Untuk mendukung keterjangkauan ini perlu didukung dengan pemanfaatan berbagai media dan teknologi.
Pilar Ketiga adalah Mutu. Peningkatan mutu pendidikan kini harus menjadikan perhatian utama, bukan saja dari output dan outcome tetapi menyangkut input dan proses pendidikan.
Pilar Keempat Penjaminan Mutu Pendidikan. Jaminan mutu pendidikan harus lebih banyak dilakukan dengan berbagai studi dan evaluasi tentang faktor-faktor mempengaruhi peningkatan mutu pendidikan.
Pilar Kelima adalah kesetaraan. Pendidikan harus menjangkau semua level masyarakat dengan tidak ada pembedaan. Indonesia adalah negara besar dengan berbagai keragaman, pendidikan harus mempu melayani semua warganya dengan setara dan tidak membeda-bedakan adanya keragaman tersebut.
Dalam kesempatan ini Kepala Pusat juga menekankan bahwa PPPPTK Matematika sebagai salah satu Unit Departemen Pendidikan Nasional dituntut untuk mendukung dan mensukeskan kebijakan pemerintah dalam mencapai tujuan pendidikan tersebut khususnya di bidang pendidikan matematika di Indonesia.
Landasan pedagogis
Landasan yuridis smp
Masalah smp Permen 39 tahun 2009 tidak mencantumkan perhargaan mengajar per minggu untuk guru Bina dan guru Pamong pada SMP Terbuka
0 Response to "Pendidikan Sekolah Menengah Pertama ( SMP )"
Posting Komentar